JAKARTA – Pandemi covid-19 tak dipungkiri membuat ekonomi tertekan, terutama bagi iklim investasi. Namun, Managing Director, Head of Global Markets & Securities Services PT HSBC Indonesia Ali Setiawan menilai apabila melihat dari konsensus pelaku pasar, 2021 nampaknya akan menjadi tahun yang lebih positif.

“Indonesia adalah salah satu pasar berkembang di ASEAN yang cukup banyak menerima portofolio investasi dari offshore, sehingga tentunya tidak kebal dari situasi pandemi saat ini,” ujarnya dalam Indonesia Economic Forum yang digelar virtual, Kamis, 26 November 2020.

Ali memaparkan bahwa ia percaya Indonesia masih menjadi destinasi investasi yang menarik bagi investor.

“Apabila dilihat melalui portofolio investasi  yang ada saat ini, Indonesia menjadi salah satu negara yang menyediakan imbal hasil yang cukup menarik dan tertinggi dibanding instrumen lain di kawasan ASEAN. Itulah yang sebenarnya terjadi dari kuartal kedua ke kuartal ketiga, kami mulai melihat aliran dana asing mulai masuk kembali ke pasar finansial Indonesia,” paparnya.  

Dia mencontohkan posisi investasi dana asing pada Januari yang hampir mencapai Rp1.100 triliun, lalu turun ke Rp917 triliun sampai April. Tetapi mulai meningkat kembali ke Rp965 triliun sampai di November 2020.

“Walaupun peningkatan ini belum sebanyak yang kita harapkan tapi setidaknya kita melihat hampir sekitar USD3 miliar yang kembali dan kebanyakan di pasar obligasi pemerintah. Itu menunjukkan kepercayaan investor asing untuk kembali berinvestasi di Indonesia,” lanjutnya.

Ali tak menampik, di sektor korporasi masih belum banyak aktivitas dan suntikan investasi. Namun setidaknya, mulai ada peningkatan dari sisi penjualan dari bulan September hingga oktober di beberapa sektor industri.

Dia pun berharap pemerintah agar terus proaktif dan konsisten, tidak hanya melalui inisiatif kebijakan dari besaran stimulus, tetapi juga dari sisi penyaluran stimulus tersebut untuk membantu pemulihan ekonomi nasional.

“Lalu, konsisten melalui reformasi struktural yang sudah dipaparkan sehingga bisa menarik lebih banyak investasi asing (FDI) dan kita melihat salah satunya ada momentum baik seperti UU Cipta kerja yang baru saja disetujui,” pungkasnya.